Masa
pandemic seperti ini sangat membuat mahasisa terkhusus saya pribadi sangat
bosan. Tidak tau harus kemana, tidak bisa nongkrong dan bersendau gurau bersama
teman. Apalagi saya juga seorang pedagang, sulit sekali untuk berdagang jika
lockdown masih berlaku. Dari mana saya bisa dapat penghasilan ? “Mau kerja
tidak bisa karena wabah ini. Jika tidak kerja, saya mau makan apa ?” ucap
tetangga saya. Ditambah lagi kampung saya plosok sekali dan dagangan yang saya
jual sendiri berupa keperluan perkuliahan, dan beberapa aksesoris yang jarang
sekali diminati orang-orang kampung saya.
Jauh
dari kota membuat pekerjaan pun sulit didapatkan dari sini. Alhasil rata-rata
penduduk disini pun mengeluh dan hanya mengharap bantuan dari pemerintah.
Tapi
itu tidak bisa membuat saya pribadi juga ikut lockdown. Saya pun mulai mencari ladang
bisnis. Dan Alhamdulillah semasa lockdown tidak hanya disertai dengan tugas
yang justru lebih banyak dari perkuliahan biasanya, saya mencoba menuliskan
buku kedua saya yang insya Allah akan terbit bulan mei mendatang.Pemesanan Klik Di Sini
Sudah
saatnya anak-anak muda membuka pikiran. Kalau anak muda adalah gerakan maka
diam berarti mati.
Kemungkinan
masa pandemic ini menjadi sebuah revolusi zaman bagi kita. Dimana saya pribadi
sudah membaca perkembangan semasa lockdown saat ini. Saya melihat semua
aktivitas manusia bisa dilakukan melalui jarak jauh. Kuliah bisa online,
belanja, bahkan kompetisi yang diadakan di beberapa stasiun televisi
mengadakannya secara online.
Tentu
hal tersebut memancing hati dan pikiran saya. Oleh sebab itu saya pun mulai
mempelajari internet dan membuka peluang-peluang bisnis online yang biasa saya
lakukan dengan berdagang di kampus, sekarang saya jual lewat internet.
Dengan
demikian gabut (bahasa bosannya anak millennial) yang saya alami teratasi
dengan baik. Berkat kecanggihan internet dan globalisasi saya bisa melakukan
semuanya melalui satu genggaman dengan gadget saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar